Friday, July 12, 2013

Kesempatan Kedua

Dear All,

Hari ini, Jumat, 12 Juli 2013 mungkin akan menjadi satu momen yang akan saya ingat seumur hidup. Bus karyawan yang saya naiki saat berangkat kerja, terguling masuk jurang. Alhamdulillah, semua penumpang selamat. Beberapa ada yang parah, patah tulang, tapi kebanyakan baik-baik saja.

Kejadian ini bisa terjadi mungkin karena driver kami mengantuk. Manusiawi sekali,, apalagi bulan puasa begini jam 8 pagi bukan prime time untuk beraktivitas setelah sahur pagi. Bus terguling di tikungan yang hampir membentuk letter U. Setelah melewati lengkungan U, harusnya bus membelok ke kiri. Namun, walaupun sudah berusaha banting stir ke kiri, sudah tidak sempat dan bus terguling masuk jurang yang berada di sebelah kanan. Untungnya, ada satu pohon yang menahan bus tidak terguling sampai ke dasar jurang. Hal ini sangat, sangat membuat kami merasa sangat beruntung. Entahlah apa yang terjadi kalau tidak ada pohon yang menahan bus kami.



Saya duduk paling kiri nomor dua dari depan. Penumpang yang duduk paling kiri, sudah pasti jatuh terbanting ke kanan bus. Bus terguling ke kanan, persis 90 derajat, dimana pintu bus menjadi atap kami. Penumpang sudah menjerit ketika driver tidak berhasil membanting stir ke kiri dan brak semua tumpah ke kanan. Ada yang berteriak "Ya Allah" berkali-kali, ada yang bilang Pak Pin (driver kami) pingsan dan semua berebut untuk keluar dari bus. Di sebelah jurang terdapat rumah penduduk dimana mereka dengan sigap membantu kami. Terima kasih kepada penduduk sekitar yang dengan luar biasa membantu kami :). Saya, entah kenapa, tidak berpikir untuk menyelamatkan diri saya sendiri. Saya malah melihat sekitar saya, di ujung belakang bus banyak penumpang pria yang satu-persatu menyelamatkan diri dibantu oleh penduduk dan penumpang lain yang selamat. Di kiri saya ada Mas Adi yang dari tadi memegang tangan kiri sambil menahan perih. Mungkin tangannya patah. Saya hanya berteriak, "telpon..telpon". Kemudian Pak Dedi yang sudah beranjak, menyabarkan saya. Entahlah, call for help, anyone..saya mencoba menelpon orang kantor tapi sayang, tidak ada sinyal, hape lowbat. Pak Pin yang sempat pingsan, kemudian sadar kembali dan berusaha diangkat oleh penumpang lainnya. Ternyata tinggal saya perempuan satu-satunya yang masih tertinggal di bus. Seseorang mengatakan bahwa ada satu perempuan yang masih tertinggal, yaitu saya. Saya kemudian membantu membawakan tas Mas Adi, dan dengan bantuan seorang bapak-bapak, saya diangkat dari bus. 

Penumpang yang sudah dievakuasi dari bus, saling menanyakan keadaan. Saya berusaha menghubungi Pak Badruz, atasan saya, tapi sinyal benar2 jelek disana, saya mencoba menghubungi yang lain juga tidak bisa. Akhirnya saya mengirim pesan ke Pak Loekman, dept.head saya. Sesaat kemudian, beliau menelpon menanyakan posisi bus terguling. Bahu saya terasa sangat pegal sekali, memar mungkin, semoga baik-baik saja. Tangan Mas Adi patah, Pak Miinto dibopong orang-orang, kepalanya berdarah, mulut Pak Huda berdarah, yang lain luka tidak terlalu parah.

Tak lama kemudian bantuan datang. Pak Budi, Pak Loekman, Pak Badruz dan yang lain datang kemudian membawa kami yang terluka ke rumah sakit terdekat. Beberapa penumpang yang tidak apa-apa melanjutkan perjalanan menuju kantor.

Sampai di rumah sakit, semuanya mendapat perawatan, untuk yang merasa bermasalah dengan tulang, atau otot dirontgen oleh rumah sakit, termasuk saya. Kata dokter, hasil rontgen normal, tapi akan dibaca lagi oleh dokter ahli radiologi untuk lebih detailnya. Setelah diberi obat, saya diantar pulang ke kos oleh driver. Sekali lagi, derita anak kos yang jauh dari rumah, saya sampai bingung bagaimana nanti melakukan aktivitas dengan kondisi seperti ini. Harus merepotkan ibu kos dan teman-teman yang lain, maaf ya :) Teman-teman menanyakan kondisi saya, dan saya membuat ibu menangis setelah dikabari bahwa bus saya terguling :( maaf bu..pak..namanya juga musibah. Doakan saja anakmu disini baik-baik saja.

Sampai saat ini, saya hampir tak percaya apa yang terjadi tadi pagi. Menurut saya, saya masih beruntung bisa hidup sampai saat ini. Mungkin Allah memberi saya kesempatan kedua. Memang, yang paling dekat dengan kita bukan teman, orang tua, atau pacar, tapi kematian. Ada yang perlu introspeksi atas kejadian ini, semoga kita semua menjadi lebih baik dan benar-benar bisa menghargai kehidupan yang dianugerahkan oleh Allah. Mungkin ini musibah, atau teguran, atau cobaan, tapi saya yakin, Allah ingin kita selalu dekat dan mengingat-Nya, walau dengan jalan yang menyakitkan. Alhamdulillah Ya Allah..

Ps. untuk teman-teman yang lain, terutama yang terluka parah, semoga cepat sembuh dan bisa bekerja seperti sedia kala. semangat! :)

No comments:

Post a Comment