Friday, June 7, 2013

Happy birthday Bapak :)

Today is his birthday. Happy birthday Bapak..may Allah swt bless you forever, always bring happiness, health, blessing, faith, and prosperity for our family. Aamiin :)


400 km far from our home, June, 8th 2013

Aplikasi MRP untuk Spare Part?

Menjadi ex MT memang suatu tantangan tersendiri karena dituntut untuk memahami apapun, sekalipun untuk ilmu di luar background studi yang ternyata susah dipahami. We are engineer, we dont recognize any forecast, safety stock, and bla bla bla...Itulah yang saya rasakan saat mempelajari ilmu PPIC dan warehouse. Ini belum seberapa, kalau benar-benar ingin memahami, ya sekolah dulu lagi aja :D

Ada yang sudah tau MRP? MRP stands for Material Requirement Planning. Kita disini bicara tentang aplikasinya saja ya, karena saya cuma paham teori secara logika saja (please cmiiw, hheehe). Untuk kebutuhan produksi, MRP ini sangat membantu dalam pengadaan material produksi. Karena tentu saja, sebelum proses produksi, kita harus beli materialnya dulu. Sebelum beli, ya harus direncanakan dan dihitung kebutuhannya berapa saja untuk sekali produksi.

Untuk menjalankan sistem MRP, kita harus mengetahui ROP (Re-order Point), SS (Safety Stock), minimum stock, lead time, minimum order, dan tentu saja usage. Koq banyak banget data-datanya?tenang saja, sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. 

ROP adalah suatu titik dimana sistem MRP akan running dan saat menyentuh titik ini, akan generate PR (Purchase Requisition). Safety stok adalah suatu titik dimana stok tersebut adalah buffer yang akan digunakan jika usage melebihi perkiraan. Minimum stock adalah stok terendah yang harus ada di warehouse. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan mulai material itu di order hingga material tersebut diterima. Usage adalah pemakaian material. 

Dalam suatu grafik, minimum stock < safety stock < ROP. Sedangkan lead time akan berpengaruh kepada perhitungan ROP. Semakin lama lead time nya, akan semakin tinggi ROP nya. 

MRP ini akan sangat membantu jika data usage kita tepat. Artinya tidak akan ada material ndongkrok yang memenuhi nilai inventory atau sebaliknya, kekurangan material pas dibutuhkan. MRP produksi aplikasinya sudah tepat, karena misalnya sisa pun pasti akan habis untuk produksi selanjutnya. Nah, kalau untuk kebutuhan maintenance. Siapa yang tahu pasti kapan ganti spare part? dari sekian banyak part mesin, berapa persen part yang rutin diganti? Itulah challenge yang kami dapati sekarang. Data usage yang diperoleh standar deviasinya "wow" sudah tentu membuat HHC gimana jadinya MRP spare part ini. 

Kalau ada yang sudah menerapkan MRP untuk spare part mohon sharingnya...yang jelas..minggu ini data harus sudah ada, mau ga mau harus dipake sistem ini. Sudah diprovide sistem programnya, dibayar mahal-mahal, apa gunanya kalau tidak dipakai? begitu kata manajemen....yaahh, sekali-kali kita harus mau berpikir dan bertindak "out of the box". Insya Allah, tiga bulan lagi, atau ambillah 6 bulan lagi, kita lihat dampaknya bagaimana MRP spare part ini :) I hope it'll go so well.

Thursday, June 6, 2013

Membangun Kebiasaan yang Efektif ala Steven Covey


Bagi temen-temen yang terbiasa membaca buku-buku pengembangan diri mungkin familiar dengan nama Steven Covey. Buku The 7 Habits of Highly Effective People sukses menjadi best seller. Tidak hanya sampai di situ, pelatihan seven habit ini menjadi salah satu favorit untuk meng-upgrade softskill karyawan perusahaan-perusahaan besar dan menengah.

Saya merupakan salah satu yang sangat beruntung mendapat pelatihan seven habits selama dua hari berturut-turut #alhamdulillah#. Didukung fasilitas yang memadai dan trainer yang mumpuni, ilmu seven habits mudah untuk dipelajari. Berulang kali trainer mengatakan bahwa seven habits ini bukan ilmu "baru", namun ini adalah ilmu kehidupan. Ya, ilmu kehidupan, yang sebenarnya bisa kita tangkap sehari-hari (jika temen-temen berada dalam lingkungan yang tepat), namun Pak Covey inilah yang berhasil membuat formulasi yang tepat sehingga menghasilkan seven habits.

Be Proactive. Proaktif kebalikan dari reaktif. Apa sih proaktif itu? Sebagai manusia, kita memiliki kemampuan dan kesadaran untuk memilih. Proaktif lebih ke kita yang mengendalikan/ mempengaruhi lingkungan sekitar, tentunya dengan pengaruh-pengaruh positif. Sedangkan reaktif, kita yang dipengaruhi oleh lingkungan. Di luar sana boleh mendung, tapi suasana hati kita jangan ikut2an mendung donk...hehe..

Begin with the end in mind. Mulailah dengan tujuan akhir. Maksudnya adalah segala sesuatu seharusnya ada tujuan yang hendak dicapai. Seperti hidup, kita hidup pasti punya tujuan yang hendak dicapai. Planning yang baik dan afirmasi terus-menerus bisa mengarahkan kita ke tujuan yang kita inginkan. Kalau ada yang belum menyadari tujuan hidupnya apa, mulai sekarang deh dirumuskan, hidup cuma sebentar loo..jangan sampai menyesali hidup saat masa tua nanti.

Put first things first. Dahulukan hal-hal yang penting, jangan sampai hal sepele mengalahkan hal-hal yang penting. Sederhananya seperti ini, saat mau ujian, dahulukan belajar, jangan main terus atau online mulu..nanti malah pas ujian ga bisa jawab soal. Butuh ketegasan dalam mengutamakan hal yang penting kadang-kadang. Karena manusia cenderung malas, hal sepele yang "menyenangkan" (yang sebenarnya ga penting-penting banget) lebih menggoda untuk dilakukan.

Think win-win. Sudah menjadi paradigma think win lose, malah win lose solution. Memang kalah menang itu naturenya, tapi kalau bisa menang-menang kenapa tidak? Think win-win lebih ke berpikir positif saat orang lain mengira dirinya menang, sehingga kita tidak merasa kalah. Menang secara emosional lebih penting saat kita menghadapi orang-orang yang "sulit".

Seek to understand, then to be understood. Mengapa kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut? Karena banyak mendengar itu lebih baik daripada banyak bicara. Nah, bisa diimprovisasi sendiri selanjutnya...

Synergize. Sinergikan kebiasaan-kebiasaan di atas dan bekerja sama dalam menciptakan cara yang lebih baik.

Sharpen the saw. Asah terus kebiasaan-kebiasaan di atas, selalu perbaiki kualitas diri secara fisik, emosional, mental dan spiritual.

Sepertinya prinsip-prinsip di atas bisa dilakukan, ga terlalu susah koq. Menjaga komitmen dalam melakukan seven habits, disiplin, tegas..itu yang agak susah menurut saya, ehhehe..Namun, sekali lagi, hidup itu penuh pilihan, like Covey said

Hidup Anda adalah hasil dari keputusan Anda sendiri - bukan kondisi yang Anda alami
Ada banyak buku-buku Covey yang bisa temen-temen pelajari juga, The 7 Habits of Highly Effective Families, The 7 Habits of Highly Effective Teens, dan Living The 7 Habits. Dengan menerapkan seven habits ini akan meningkatkan kualitas diri dan dalam berhubungan dengan orang lain, terutama saat kita bekerja teamwork.


Wednesday, June 5, 2013

Presentasi yang baik

Latar belakang saya menulis artikel ini karena ternyata masih ada ya presenter yang berbicara kepada slide-slidenya bukan kepada audiens..ketauan deh kalo belum persiapan..hehe. Bukan menggurui, namun saya ingin berbagi pengalaman tentang presentasi yang baik, sebisa mungkin menarik. Sebelum membuat materi presentasi, diusahakan kita tahu tujuan presentasi dan siapa saja audiensnya. Posisikan kita sebagai audiens, maka kita bisa menyajikan presentasi dengan tepat.

Materi

Sistematika slide yang bagus secara tidak langsung akan mencermikan pola berpikir kita. Bagian pertama dimulai dengan judul presentasi. Layaknya headnews, judul harus ringkas, sesuai dengan apa yang akan kita sajikan. Identitas presenter secara singkat juga diletakkan pada slide yang berisi judul ini. 
Bagian kedua berisi point-point yang akan dipresentasikan. Bagian ini akan memberi gambaran kepada audiens materi apa saja yang akan disampaikan. Bagian ketiga adalah isi dari presentasi atau penjabaran dari point-point bagian kedua tadi. Terakhir adalah penutup.

Secara layout, jangan memenuhi slide dengan kata-kata, itu akan membuat audiens jenuh, apalagi ukuran font-nya kecil-kecil..hadeuhh...tapi sekali lagi disesuaikan dengan kondisi audiens. Kalau formal, apalagi presentasi skripsi, ujian, dan semacamnya, porsi kata-kata memang lebih banyak, karena yang disajikan adalah data-data ilmiah, grafik, tabel, dan analisa-analisa. Kalau semi formal, komposisi gambar : tulisan bisa 30 : 70. Kalau non formal, menyajikan gambar yang sesuai dengan isi akan lebih menarik audiens. 
Eits, jangan salah loh...audiens lebih bisa menangkap maksud presentasi kalau kita menyajikan gambar daripada kata-kata. Karena usaha untuk melihat lebih mudah daripada membaca...hehe..

Penyajian

Sesuai dengan sistematika di atas begini kira2 penyampaiannya.
Bagian pertama : diawali dengan salam, menyapa audiens, menyampaikan ucapan terima kasih kepada audiens, menyampaikan identitas dan maksud presentasi. Contohnya : Selamat pagi, Assalamu'alaikum wr. wb, Bapak ...., Ibu...., dan peserta lain yang saya hormati, terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk hadir dalam presentasi ini. Saya Aisyah Rahmawati akan menyampaikan presentasi dengan Judul Teknik Mengolah Air Bersih dengan Reverse Osmosis. Presentasi ini  saya sajikan sebagai syarat ujian skripsi.
Bagian kedua : sampaikan point-point yang akan disampaikan
Bagian ketiga : sampaikan isi presentasi. Kadang bagian ini juga masih bisa dipecah lagi seperti latar belakang, tujuan, kemudian isi yang sesungguhnya (bisa hasil penelitian, pengamatan) dan terakhir adalah kesimpulan atau saran/ rekomendasi. Untuk berpindah dari point satu ke point lainnya diusahakan ada kalimat/ kata-kata penghubung. Penutup diakhiri dengan salam.

Presentasi yang baik tidak lebih dari 15 menit dalam penyampaiannya. Berdiri tegak menghadap audiens dalam penyampaian akan jauh lebih baik daripada memandang slide bolak-balik. Oleh karena itu persiapan akan sangat membantu. Bukan menghapal, tapi memahami, menguasai materi presentasi akan meningkatkan kepercayaan diri secara signifikan. Butuh semalaman bagi saya untuk menghafal materi. Koq menghapal?memahami cukup kan? Ternyata dengan mengulangi presentasi terus menerus, lama-lama kita akan hafal dan memahami. 
Jika kita termasuk orang-orang yang tidak biasa dengan public speaking, pasti akan mengalami demam panggung. Tipsnya sesaat kita tiba di panggung, pandanglah audiens kita dan tarik napas. Senyum dan bismillah akan sedikit mencairkan ketegangan kita. 
Body language juga mempengaruhi penilaian audiens terhadap kita. Berdiri tegak, tatapan mata ke audiens, tanda bahwa kepercayaan diri kita mantap. Menggunakan pointer itu membantu, namun jangan memainkan pointer terlalu sering, malah mengganggu. Jangan terburu-buru dalam menyampaikan presentasi, gunakan intonasi dan jeda yang pas, tidak kecepetan tapi juga tidak terlalu lambat.
Ramahlah dengan audiens, dalam forum tanya jawab, tampunglah pertanyaan (bila perlu dicatat kalau tidak ada moderator) kemudian jawab sesuai yang ditanyakan. Jika tidak tahu, jangan mengarang jawaban, berikan jawaban yang jujur itu lebih baik. Sampaikan bahwa kita menghargai pertanyaan audiens dan akan berusaha untuk mencari jawabannya. 

Terakhir, practice makes perfect. Latihlah kemampuan kita dalam berpresentasi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. :)



Tuesday, June 4, 2013

Intermezzo (lagi)


Selamat siang semuaaa...

Welcome back to my blog! :D
Kayaknya tiap kali ngeblog jedanya setahun..hihihi...maklum sibuk.. #sok sibuk
Mau cerita apaa yaa? kerjaan saya aja yaahh...

Now I'm (still) working in a dairy industry makanya saya lumayan pede kalo mau cerita tentang persusuan. Cuma kalo di perusahaan saya produksinya hanya susu cair dan keju.
Kalo susu cair mungkin dah banyak kali ya di toko2..tapi banyak lho yang kurang familiar dengan produk perusahaan saya (maklum ga ada iklannya, and till now I still wonder kenapa ga ada iklan gt yang kaya susu **tra? kan bagus...toh dari segi kualitas produk perusahan kami ga kalah koq).
Kalo cheese???hayooo...belum banyak pemain dalam produksi cheese ini sendiri. Bukan cheese kayak cheddar yang banyak dijual di toko2..tapi mozzarella cheese!
Yang pernah makan pizza, pasta, pasti tau deh..yang keju molor2 itu...making of mozzarella cheese ternyata ga seribet yang dibayangkan (ngliatnya sih kayaknya gampang). Tapi rule of thumbs nya juga harus diperhatiin. Penyimpanannya juga harus di tempat yang super dingin #lebay# maksudnya di freezer biar tahan lama.

Temen2 yang mampir ke supermarket ngliat mozzarella cheese buatan dalam negeri, bisa jadi itu produk kami. Rasanya ga kalah koq sama yang impor2 :) lain kali akan saya bahas tentang produksi keju ini. 

#mengumpulkan niat buat serius bikin artikel bermanfaat#