Friday, October 16, 2015

Filosofi Pensil

Ada salah satu bagian yang menarik saat saya membaca buku Paulo Coelho yang berjudul Seperti Sungai yang Mengalir, yaitu Kisah Sebuah Pensil.

Hasil gambar untuk seperti sungai yang mengalir

Disitu diceritakan seorang cucu yang melihat neneknya sedang menulis, kemudian neneknya berpesan kepada cucunya saat dewasa nanti mudah-mudahan dia menjadi seperti pensil. Si anak merasa heran dan diamatinya pensil tersebut. Biasa saja.

“Tapi pensil itu sama saja dengan pensil-pensil lain yang pernah kulihat!,” kata anak itu.

“Itu tergantung bagaimana kau memandang segala sesuatunya. Ada lima pokok yang penting, dan kalau kau berhasil menerapkannya, kau akan senantiasa merasa damai dalam menjalani hidupmu.”

Hasil gambar untuk pensil

Sampai disini saya bahkan tidak tahu mengapa pensil bisa jadi contoh analogi dalam menjalani hidup. Berikut adalah kelima pokok tersebut :

Pertama, kau sanggup melakukan hal-hal besar, tetapi jangan pernah lupa bahwa ada tangan yang membimbing setiap langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan, dan Dia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.

Kedua, sesekali kita mesti berhenti menulis dan meraut pensil. Pensil ini akan merasa sakit sedikit, tetapi sesudahnya dia menjadi jauh lebih tajam. Begitu pula denganmu, kau harus belajar menanggung beban penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik.

Ketiga, pensil ini tidak keberatan kalau kita menggunakan penghapus untuk menghapus kesalahan-kesalahan yang kita buat. Ini berarti, tidak apa-apa kalau kita memperbaiki sesuatu yang pernah kita lakukan. Kita jadi tetap berada di jalan yang benar untuk menuju keadilan.

Keempat, yang paling penting pada sebatang pensil bukanlah pada bagian luarnya yang dari kayu, melainkan grafit di dalamnya. Jadi perhatikan selalu apa yang sedang berlangsung di dalam dirimu.

Dan akhirnya, yang kelima : pensil ini selalu meninggalkan bekas. Begitu pula apa yang kau lakukan. Kau harus tahu bahwa segala sesuatu yang kaulakukan dalam hidupmu akan meninggalkan bekas, maka berusahalah untuk menyadari hal tersebut dalam setiap tindakanmu.


Well, she’s right. Mengingatkan saya sebenarnya hidup ini sederhana, prinsip-prinsip universal ini berlaku di mana saja. Beruntung sekali saya diingatkan akan hal-hal ini ketika saya membaca buku. Mungkin ini juga salah satu bagaimana cara Tuhan mengingatkan saya akan kehadiran-Nya.