Wednesday, September 20, 2017

Memilih Investasi Reksa Dana

Sebelum mengenal reksa dana, selama ini pemasukan temen2 buat apa aja sih? Nah berikut proporsi alokasi ideal pemasukan :
- 10% : kebaikan, misal sedekah, zakat, amal, dll
- 20% : dana darurat, investasi, asuransi
- 30% : cicilan produktif, ingat ya, produktif, bukan konsumtif
- 40% : kebutuhan hidup

Nah, pertanyaannya sekarang adalah kapan waktu yang tepat untuk memulai investasi? 
Jawabannya adalah sejak dini. Iya, sejak dini. Mengingat earning years sekitar umur 22-60 tahun, maka sejak dini kita mengenal dan memulai investasi, akan lebih baik untuk masa depan kita.

Kalau mau investasi, dalam bentuk apa?
Berikut adalah perbandingan hasil investasi 2001-2016 dengan nominal satu juta rupiah.
1. Reksa dana saham : 15.13%
2. Reksa dana campuran  : 12.5%
3. Emas : 10.08%
4. Reksa dana pendapatan tetap : 8.30%
5. Deposito : 7.70%
6. Properti : 6.71% 
Investasi yang menguntungkan tentunya dengan rate melebihi inflasi. Jika inflasi sekitar 7.71%, maka bisa kita lihat investasi no. 1-4 adalah investasi yang lebih baik.

Mengapa reksa dana?
Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Karena reksa dana berisi kumpulan dari beberapa efek, maka berinvestasi dalam reksadana mempunyai keunggulan istimewa, yaitu diversifikasi sehinggan dapat menurunkan resiko investasi yang dihadapi nasabah.

Kelebihan lain dari berinvestasi dalam reksadana adalah kemudahan. Selain membantu nasabah dalam membuat keputusan investasi, manajer inverstasi juga melakukan penyelesaian transaksi dan pembukuan resiko, transaksi jual beli efek, dan kegiatan lainnya sebagaimana yang telah diatur oleh Bapepam dalam 10 fungsi yang harus dijalani oleh manajer investasi.

Apa saja jenis reksa dana?
1. Reksa dana saham 
- Menempatkan minimal 80% dari keseluruhan investasi pada saham yang terdaftar.
- untuk jangka panjang
- high risk, high return

2. Reksa dana pendapatan tetap/ obligasi
- menempatkan minimal 80% dari keseluruhan investasi dalam efek yang bersifat hutang, baik yang diterbitkan pemerintah, agen pemerintah, maupun korporasi. 
-  untuk jangka menengah maupun jangka panjang
- memberikan imbal balik lebih tinggi daripada suku bunga di pasar uang

3. Reksa dana campuran
- menempatkan investasi dalam gabungan efek ekuitas, obligasi, surat berharga lainnya. 
- pertumbuhan lebih tinggi daripada reksa dana obligasi, dengan volatilitas lebih rendah dari reksa dana saham. 

4. Reksa dana pasar uang
- menempatkan investasi pada efek hutang jangka pendek seperti sertifikat, deposito, surat berharga komersial, dan SBI. 

Reksa dana apa yang harus dipilih? Bagaimana memulainya?
Dalam berinvestasi, tetapkan TUJUAN terlebih dahulu. Kemudian pelajari produk reksa dana, bisa dilihat dari Prospektus dan Fund Fact Sheet. Selain itu, lihatlah kinerja dari masing-masing produk minimal 3 tahun terakhir. Untuk komparasi, juga bisa dilihat di bloomberg dengan memasukkan kode produk. Baru dipilih yang sesuai dengan keinginan. Ingat, semua investasi pasti ada resiko. Resiko yang terukur maupun tidak terukur ini juga perlu dipertimbangkan. Tujuan utama investasi bukan untuk jadi kaya dengan cepat, jadi juga perlu ditelateni demi mencapai apa yang kita inginkan di masa depan.

Dimana saya bisa membeli reksa dana?
Anda bisa membeli reksa dana di MI (manajer investasi) atau di bank-bank yang menjadi agen reksa dana. 

Sunday, September 10, 2017

Tetralogi Dangdut - Putu Wijaya

Siapa yang tidak kenal Putu Wijaya. Beliau adalah seorang sastrawan yang serba bisa. Saya mengenal beliau lewat karyanya, yakni novel dan cerita bersambung di koran Suara Merdeka, lebih tepatnya dimulai sejak saya SMA. 

Novel pertama yang saya baca judulnya Perang.
Cerita bersambung di koran SM yang saya baca (tidak selalu ikuti, tergantung Bapak beli koran atau tidak) judulnya Dangdut (kalau tidak salah).

Kali ini saya mau mengulas sedikit tentang Dangdut.
Gaya penulisan cerita Eyang Putu tidak sulit untuk diikuti oleh bocah SMA, seperti saya dulu. Bahasanya lugas, kosakatanya umum namun ketika dirangkai kadang perlu dibaca berulang kali untuk memahami makna sebenarnya.


Saya baru tahu kalau Dangdut ini adalah sebuah tetralogi (ya mana tahu kalau jadi cerita bersambung di koran). Tetralogi Dangdut terdiri dari empat buku :
1. Dangdut
2. Nora
3. Mala
4. Indonesia

Kisah berawal dari Mala, seorang redaktur media cetak yang pada saat kencing, "barangnya" tidak sengaja dilihat oleh Nora, tetangganya. Absurd bukan? Nah dari situlah, mereka diharuskan menikah oleh orang tua Nora, apalagi setelah kejadian itu Nora mengalami demam tinggi dan mengigau. Nora, yang menurut Mala adalah seorang wanita kampung/ dusun/ desa tidak berpendidikan dengan segala keanehannya, justru membuat Mala jatuh cinta. Kisah cinta mereka yang absurd akan menghiasi hingga buku keempat. 

Tentunya tetralogi dangdut ini bukan hanya kisah cinta semata, namun konspirasi politik yang kental menarik untuk diikuti hingga akhir. Ketegangan dimulai sejak Mala menerima uang 400 miliar, dan di kemudian hari Midori, seorang artis porno, teman wanita Mala, ditemukan terbunuh dengan dipotong-potong di sebuah kamar hotel. Adam, seorang gay, teman Mala juga, turut memegang pion untuk konspirasi tesebut. Penangkapan Mala sebagai pembunuh Midori, menjadikan Nora harus menahan rindu dan bertahan hidup demi bertemu suaminya kembali.

Permainan kekuasaan dan harta digambarkan dapat mengubah siapapun menjadi kotor, lembek, mudah diatur. Cinta membuat orang melakukan tindakan irrasional baik sadar maupun tidak. Dalam cerita ini, pembaca tak hanya akan dibuat terkesima dengan jalan cerita, namun juga kadang dongkol (hah heh mulu saya). Sejak minggu kemarin buku ini saya terima, saya sudah sampai di buku keempat, Indonesia. Jujur saja, buku ini ditulis dengan cerdas, tidak mudah ditebak jadi akan banyak kejutan di dalamnya. Penasaran, kan?