Ini adalah obrolan coro di hari Jumat sore kemarin bersama Pak Bos dalam perjalanan menuju tempat proyek :
A :
Saya ga ngerti kenapa orang-orang mau repot bikin karnaval buat memperingati
17-an. Beberapa kali saya lihat karnaval di kota maupun di pinggiran dengan
kostum-kostum aneh tapi beberapa ngga nyambung dengan 17-an itu sendiri. Bahkan
ada yang berkostum tuyul, iya tuyul dengan celana yang diberi pampers tebal dan
berjoget-joget ditengah hingar bingar musik di bawah terik panas matahari.
Maksudnya apa gitu loh? Ngapain?
B :
(sambil ketawa) Ya cara dalam merayakan sesuatu itu berbeda masing-masing
orang. Bagi mereka, ikut karnaval dengan pakaian yang aneh-aneh itu wajar untuk
mereka. Mereka have fun kok dengan segala sesuatu yang kamu bilang merepotkan.
A :
Ya tapi kan ga nyambung. Buat apa coba? Bukan dengan cara begitu mereka
memaknai pentingnya kemerdekaan. Saya ga habis pikir dengan orang-orang itu.
B :
Bagi mereka, dengan ikut-ikutan karnaval, kemerdekaan menjadi lebih bermakna.
A :
(heran, setengah tidak percaya) Bermakna dari segi mana? Menurut saya itu
meaningless.
Saya mengeluarkan novel dari tas saya, Pak Bos
melirik buku saya.
B :
Begini nak, cara orang menjalani kehidupannya itu berbeda, lihat saja
orang-orang proyekan itu, kalau melihat kamu sedang asik baca buku, itu aneh
buat mereka. Bukan hanya aneh, mungkin meaningless seperti apa yang kamu bilang
tadi. Maaf bukan berarti membaca buku itu tidak penting, kita tahu itu penting,
tapi apa mereka peduli dengan hal itu? Mana sempet mereka baca buku? Baca koran
saja sudah bagus.
A melihat keluar kaca mobil, memandang
orang-orang yang sibuk bekerja membuat bangunan.
Hening.
No comments:
Post a Comment