Orang-orang Bloomington adalah karya penting
Budi Darma. Kumpulan cerita ini merupakan salah satu karya Sang Maestro yang
berbeda dengan kebanyakan karyanya, tidak bertemakan hal-hal abstrak. Melalui cerita-cerita
yang ditulis pada periode akhir 1970-an ini, pembaca tidak hanya diajak
menelanjangi pergolakan emosional para tokoh di dalamnya, tetapi juga menyelami
berbagai permasalahan humanistic mereka dalam berhubungan dengan lingkungan dan
sesama.
diambil dari google image
Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan
untuk mencicipi karya Budi Darma, sepertinya ini koleksi satu-satunya beliau
yang ada di Puskot Malang. Orang-orang Bloomington adalah kumpulan cerpen yang
menceritakan tentang “Aku” dengan perangainya yang ingin tahu tapi kok segitunya
dengan latar belakang di Bloomington, Indianapolis. Pangkal dari perilaku “Aku”
mungkin karena kesepian dan cerita mulai berjalan ketika dia memperhatikan
orang-orang atau sesuatu secara berlebihan.
“Saya kesepian. Memang
saya tidak mempunyai teman, dan memang saya sering merasa kesepian, tapi tidak
pernah merasa sesepi ini” – halaman 73
Ada tujuh cerpen dengan karakter utama “Aku”
yaitu Laki-laki Tua Tanpa Nama, Joshua Karabish, Keluarga M, Orez, Yorrick, Ny.
Elberhart, Charles Lebourne. Cerpen favorit saya adalah Keluarga M.
Di Keluarga M diceritakan tentang Aku yang
jengkel mengetahui cat mobilnya beret. Maka dia mengamati anak-anak yang berada
di gedung dan mencurigai dua orang kakak beradik. Aku berusaha untuk membuktikan
bahwa mobilnya beret karena mereka. Perlu diketahui karakter “Aku” di sini
tidak terpuji tapi dia tidak menyadarinya malah niatnya mencelakakan orang lain
sebagai cita-cita mulia. Pembaca akan dibuat terheran-heran mengapa dia
melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, seperti orang yang tidak punya
kerjaan saja.
Lain lagi dengan Charles Lebourne, Aku merasa
terganggu karena wajahnya sendiri, pantulan cahaya matahari, dan lampu di salah
satu apartemen Tulip Tree. Menurut penglihatannya, lampu ini watt-nya sangat
besar dan sengaja disentrongkan ke luar. Aku mencari tahu penghuni yang
memasang lampu tersebut bukan dengan cara yang wajar (menurut saya) tapi
seperti penguntit. Kemudian terjadi hal yang tidak terduga, dan mulailah
konflik terhadap diri sendiri maupun dengan Lebourne.
Hampir semua tokoh yang berkaitan langsung
dengan Aku tidak bisa ditebak juga perilakunya. Karena ini terjadi di
Bloomington, maka akan saya maklumi hal tersebut (kadang orang di luar negeri
memang karakternya cukup berbeda dengan orang Indonesia). Bagian yang
menyenangkan dari novel yang ditulis tahun 1979 ini adalah ending yang tidak
bisa ditebak dan seakan menjadi jawaban tepat atas apa yang telah Aku lakukan. Bahasa
yang digunakan penulis juga mudah dipahami, sehingga pembaca akan mudah mengikuti
jalan ceritanya. Namun entah mengapa saya kadang merasa bosan, mungkin karena
cerpen benar-benar terpusat kepada Aku, apa yang dilakukan, dipikirkan. Saya memberi
tiga bintang untuk kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington.
NB : Oh ya, bagian yang saya suka lainnya
adalah Menengok Masa Lalu yang berada setelah daftar isi. Menengok Masa Lalu
menceritakan Budi Darma yang sedang menghadiri pesta ulang tahun pengarang
Djenar Maesa Ayu. Saya suka pemikiran Budi Darma yang mengenang keadaan pada
saat beliau menulis Orang-orang Bloomington dan membandingkan dengan kondisi
pengarang saat ini. Sepertinya saya harus membaca Olenka :)
Wah reviewnya menarik. Udah bagus kak (angkat Jempol). Untuk Olenka aku malah terlalu bingung dengan keabsurditasnya. Sastrawi banget. Tapi mungkin saya mau coba dengan Orang-orang Bloomington ini.
ReplyDeletethanks kak tez, sepertinya cocok untuk kak tez :p
Delete