Nasehat ini diambil dari novel
berjudul Rindu karya Tere Liye.
Kisah cinta Ambo Uleng
Apakah itu cinta sejati? Apakah
kau besok lusa akan berjodoh dengan gadis itu? Apakah kau masih memiliki
kesempatan?
Kau pemuda malang yang terpagut
harapan, terjerat keinginan memiliki, dan terperangkap kehilangan seseorang
yang kau sayangi. Tiga hal itu ada di dirimu sekarang. Harapan itu belum padam,
sejauh apa pun kau pergi. Pun keinginan memiliki itu belum punah, sekuat apa
pun kau mengenyahkannya. Dan terakhir, kehilangan itu justru mulai mewujud dan
nyata. Setiap hari, semakin nampak wujudnya, semakin nyata kehilangannya.
Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya,
cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus
kau melepaskannya. Aku tahu, kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang
itu cinta sejati, tapi kita justru melepaskannya? Tapi inilah rumus terbalik
yang tidak pernah dipahami para pecinta. Mereka tidak pernah mau mencoba
memahami penjelasannya, tidak bersedia.
Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika
dia cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja
takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana
jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Kisah-kisah cinta di dalam buku itu,
dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua itu semua ada penulisnya. Tapi kisah
cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit
saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.
Dengan meyakini itu, maka tidak
mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis
tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak
diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga
diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada
orang yang mengaku cinta, tapi dia melakukan begitu banyak maksiat,
menginjak-injak semua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri. Cinta itu
ibarat bibit tanaman. Jika dia tumbuh di tanah yang subur, disiram dengan pupuk
pemahaman yang baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumbuhlah dia menjadi
pohon yang berbuah lebat dan lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang
kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbuhlah
dia menjadi pohon meranggas, berduri, dan berbuah pahit.
Jika harapan dan keinginan
memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri
sendiri, sibukkan dengan belajar. Senantiasa berbuat baik kepada siapa pun. Insya
Allah, besok lusa, Allah sendiri yang akan menyingkapkan misteri takdirnya.
Sekali kau bisa mengendalikan
harapan dan keinginan memilki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan
siap menghadapinya. Kau siap menghadapi kenyataan apapun. Jikapun kau akhirnya
tidak memilki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih
baik.
Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami.
Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.
Apalah arti cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah. Bagaimana mungkin kami tertunduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?
Bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.
Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami.
Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.
Apalah arti cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah. Bagaimana mungkin kami tertunduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?
Bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.
No comments:
Post a Comment