Thursday, February 11, 2016

[Review Book] Adult Coloring Book : My Own World

Pertama kali lihat "buku mewarnai" untuk orang dewasa ini di toko buku. Ada penampakan yang berbeda ketika satu booth khusus untuk meletakkan buku mewarnai dengan pensil-pensil warnanya. It's quite interesting to see coloring book there karena yang biasa kita lihat adalah deretan buku-buku. Tapi pada saat itu masih belum tertarik untuk beli, boleh lah masuk wish list. 

Sampai suatu hari ada teman yang mau beliin buku buat saya, wah mau dipake buat apa ya. Antara Jostein Gaarder Dunia Sophie atau buku mewarnai ini. Alhamdulillah, Tuhan menunjukkan jalannya. Dunia Sophie dengan secara tak terduga saya temukan di rak sastra kebudayaan negara lain perpustakaan kota Malang. Jadi kalau mau beliin saya buku, ya buku mewarnai saja :)

Hasil gambar untuk my own world coloring book

Buku mewarnai pertama saya adalah My Own World by Khalezza & Tria N. Di dalamnya terdapat banyak gambar dan diselingi oleh kata-kata motivasi. Namanya saja buku terapi anti-stress. Selain itu terdapat satu lembar short tutorial teknik mewarnai seperti gradasi, blocking, dsb. Menariknya adalah ada informasi Tabrak Warna sebagai wadah untuk temen-temen yang suka mewarnai. Langsung saja follow IG-nya dan pas dicek ada acara meet & greet dengan Khalezza & Tria N. pada 13 Februari 2016 serta esoknya ada acara mewarnai puzzle untuk dewasa dan remaja demi memecahkan rekor MURI.

Sebagai pemula yang kurang nyeni, ternyata saya agak kurang sabaran buat mewarnai karena banyaknya detail yang harus dikerjakan. Saya baru mencoba pensil warna sebagai alat, dan rencananya ingin mencoba connector pen Faber Castell. Semoga hasilnya lebih bagus dan pastinya bisa mengurangi stress karena banyaknya kerjaan, hhee :)

[Review Novel] Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan referensi untuk membaca karya Eka Kurniawan. Setelah browsing di Ijak, saya mendapatkan pinjaman novel Cantik Itu Luka. Ketika saya cek rate-nya di Goodreads sepertinya novel yang saya baca ini luar biasa. Bahkan ada komen di Ijak, menyandingkan Eka Kurniawan dengan Pramoedya Ananta Toer, George Orwell. Wahhh...pasti bakal bagus nih.

Dan setelah saya baca, memang novel ini shocking me a lot. Dengan pemikiran yang menurut saya out of the box, Eka mampu menceritakan kisah Dewi Ayu dengan mengalir. Bahkan untuk masing-masing karakter di novel ini digambarkan dengan kuat.

Hasil gambar untuk cantik itu luka

Novel ini bercerita tentang Dewi Ayu, seorang perempuan Indo dengan mengambil latar belakang jaman penjajahan Belanda hingga setelah peristiwa G30S. Dewi Ayu adalah anak hasil perkawinan sedarah (incest) antara kakak beradik keturunan belanda Indo. Dewi Ayu tertarik dengan Ma Gedik, dimana Ma Gedik ini adalah kekasih Ma Iyang (neneknya sendiri). Karena keadaan pada jaman tersebut tidak stabil, Dewi Ayu terpaksa masuk dalam kehidupan pelacuran. Dewi Ayu mempunyai tiga anak yang tidak kalah cantiknya, yaitu Alamanda, Adinda, dan Maya Dewi. Masing-masing karakter putrinya sempat membuat keadaan Halimunda geger karena banyak lelaki yang menginginkan mereka. Setelah ketiga anaknya menikah, mereka juga mempunyai anak yang memiliki konflik antar sepupu. Melihat kehidupan ketiga anaknya, Dewi Ayu menginginkan anak keempatnya tidak seperti kakaknya yang cantik, melainkan buruk rupa. Kisah ini sepertinya rumit, namun Eka bisa menggambarkannya dengan cerdas. Cantik Itu Luka membawa pesan bahwa kecantikan itu tak selamanya kebahagiaan, bahkan bisa menjadi kutukan. Great job, Eka!